Kaulah Ibuku, Cinta
Kasihku...
Terimakasihku...
SYAIR lagu "Ibu", oleh Haddad Alwi feat Farhan diatas sangat menyentuh hati, mengingatkan kita akan pengorbanan ibu. Tak hanya berkorban saat mengandung, melahirkan dan menyusui, tapi juga dalam mendidik anak-anaknya agar menjadi anak saleh/salehah. Sehingga pantas jika surga-NYA berada di telapak kaki ibu.
Pengorbanan seorang ibu sungguh luar biasa, tidak ada tandingnya. Seorang ibu selalu ikhlas melakukan apapun demi anaknya. Tak minta apapun untuk mengganti atau membayar pengorbanannya karena memang tak akan tergantikan dan terbayar dengan apapun.
Hari ini seluruh masyarakat Indonesia merayakan Hari Ibu. Sebuah peringatan terhadap peran seorang perempuan dalam keluarganya, baik itu sebagai istri untuk suaminya, ibu untuk anak-anaknya, maupun untuk lingkungan sosialnya.
Peringatan Hari Ibu diawali dengan berkumpulnya para pejuang perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera dan mengadakan Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta.
Salah satu hasil dari kongres tersebut adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani.) Namun penetapan tanggal 22 Desember sebagai hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Bahkan, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 22 Desember ini sebagai Hari Ibu melalui Dekrit Presiden No.316 tahun 1959.
Para pejuang perempuan tersebut berkumpul untuk menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang berjuang untuk menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Para feminis ini menggarap berbagai isu tentang persatuan perempuan Nusantara, pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan, pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perdagangan anak dan kaum perempuan. Tak hanya itu, masalah perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, pernikahan usia dini bagi perempuan, dan lainnya menjadi agenda dalam kongres.
Penetapan Hari ibu ini diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M.Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A.Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain. Selain itu Hari Ibu juga merupakan saat dimana kita mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini.
Kini, Hari Ibu di Indonesia diperingati untuk mengungkapkan rasa saying dan terimakasih kepada para ibu. Berbagai kegiatan dan hadiah diberikan untuk para perempuan atau para Ibu, seperti memberikan kado istimewa, bunga aneka lomba untuk para Ibu, atau ada pula yang membebaskan para Ibu dari beban kegiatan domestik sehari-hari.
Bagaimana perayaan Hari Ibu yang harus kita maknai dan jalani dengan baik adalah tetap menjalankan peran kita seorang perempuan dalam keluarganya, baik itu sebagai istri untuk suaminya, ibu untuk anak-anaknya, maupun untuk lingkungan sosialnya. Peran ibu dikeluarga tetap ikhtiar mewujudkan anak saleh/salehah bukanlah perkara instan, diperlukan proses panjang, kerja keras dan sungguhan dalam mengusahaknnya. Sedangkan peran ibu untuk lingkungan sosialnya seperti saya menjadi seorang pendidik (Dosen) dan orang tua serta mertua saya (guru mengaji) dengan ikhlas mendidik dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada anak-anak didiknya. Semoga ilmu yang telah kita berikan semua bias bermanfaat bagi semua orang dan menjadi amal jariah di dunia dan di akhirat.
Pepatah mengatakan: "Gajah mati meninggalkan gading, Harimau mati meninggalkan belang". Hikmah yang dapat kita ambil dari pepatah tersebut adalah alangkah baiknya sebelum kita meninggalkan dunia yang fana ini, hendaklah masing-masing diri kita berusaha keras untuk mampu meninggalkan bekas kontribusi yang nyata sesuai dengan bidang kompetensinya masing-masing.
Dalam segala keterbatasan yang ada, menjadi sangat penting fokus berkarya dengan memanfaatkan kompetensi dan keahlian yang sudah kita kuasai. Dengan demikian, tinggalah gading dan belang yang kita torehkan menjadi signifikan dan dapat menjadi pengingat bagi kolega yang pernah berinteraksi dengan kita semasa hidup yang singkat ini.
Kepada ibuku (emakku) orang tua dan mertua terimakasih atas pengorbanan dan kasih sayang yang engkau curahkan terhadap kami. Para ibu-ibu dan teman seperjuangan, selamat hari Ibu. Tetap berjuang, berkarya dan semangat menjadi ibu yang baik di dunia dan akhirat... Amiiien...
Sumber : http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=IBU&&nomorurut_artikel=527
Kasihku...
Terimakasihku...
SYAIR lagu "Ibu", oleh Haddad Alwi feat Farhan diatas sangat menyentuh hati, mengingatkan kita akan pengorbanan ibu. Tak hanya berkorban saat mengandung, melahirkan dan menyusui, tapi juga dalam mendidik anak-anaknya agar menjadi anak saleh/salehah. Sehingga pantas jika surga-NYA berada di telapak kaki ibu.
Pengorbanan seorang ibu sungguh luar biasa, tidak ada tandingnya. Seorang ibu selalu ikhlas melakukan apapun demi anaknya. Tak minta apapun untuk mengganti atau membayar pengorbanannya karena memang tak akan tergantikan dan terbayar dengan apapun.
Hari ini seluruh masyarakat Indonesia merayakan Hari Ibu. Sebuah peringatan terhadap peran seorang perempuan dalam keluarganya, baik itu sebagai istri untuk suaminya, ibu untuk anak-anaknya, maupun untuk lingkungan sosialnya.
Peringatan Hari Ibu diawali dengan berkumpulnya para pejuang perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatera dan mengadakan Kongres Perempuan Indonesia I pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta.
Salah satu hasil dari kongres tersebut adalah membentuk Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani.) Namun penetapan tanggal 22 Desember sebagai hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Bahkan, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 22 Desember ini sebagai Hari Ibu melalui Dekrit Presiden No.316 tahun 1959.
Para pejuang perempuan tersebut berkumpul untuk menyatukan pikiran dan semangat untuk berjuang berjuang untuk menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Para feminis ini menggarap berbagai isu tentang persatuan perempuan Nusantara, pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan, pelibatan perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perdagangan anak dan kaum perempuan. Tak hanya itu, masalah perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, pernikahan usia dini bagi perempuan, dan lainnya menjadi agenda dalam kongres.
Penetapan Hari ibu ini diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti M.Christina Tiahahu, Cut Nya Dien, Cut Mutiah, R.A.Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, Nyai Achmad Dahlan, Rangkayo Rasuna Said dan lain-lain. Selain itu Hari Ibu juga merupakan saat dimana kita mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa ini.
Kini, Hari Ibu di Indonesia diperingati untuk mengungkapkan rasa saying dan terimakasih kepada para ibu. Berbagai kegiatan dan hadiah diberikan untuk para perempuan atau para Ibu, seperti memberikan kado istimewa, bunga aneka lomba untuk para Ibu, atau ada pula yang membebaskan para Ibu dari beban kegiatan domestik sehari-hari.
Bagaimana perayaan Hari Ibu yang harus kita maknai dan jalani dengan baik adalah tetap menjalankan peran kita seorang perempuan dalam keluarganya, baik itu sebagai istri untuk suaminya, ibu untuk anak-anaknya, maupun untuk lingkungan sosialnya. Peran ibu dikeluarga tetap ikhtiar mewujudkan anak saleh/salehah bukanlah perkara instan, diperlukan proses panjang, kerja keras dan sungguhan dalam mengusahaknnya. Sedangkan peran ibu untuk lingkungan sosialnya seperti saya menjadi seorang pendidik (Dosen) dan orang tua serta mertua saya (guru mengaji) dengan ikhlas mendidik dan mengajarkan ilmu yang bermanfaat kepada anak-anak didiknya. Semoga ilmu yang telah kita berikan semua bias bermanfaat bagi semua orang dan menjadi amal jariah di dunia dan di akhirat.
Pepatah mengatakan: "Gajah mati meninggalkan gading, Harimau mati meninggalkan belang". Hikmah yang dapat kita ambil dari pepatah tersebut adalah alangkah baiknya sebelum kita meninggalkan dunia yang fana ini, hendaklah masing-masing diri kita berusaha keras untuk mampu meninggalkan bekas kontribusi yang nyata sesuai dengan bidang kompetensinya masing-masing.
Dalam segala keterbatasan yang ada, menjadi sangat penting fokus berkarya dengan memanfaatkan kompetensi dan keahlian yang sudah kita kuasai. Dengan demikian, tinggalah gading dan belang yang kita torehkan menjadi signifikan dan dapat menjadi pengingat bagi kolega yang pernah berinteraksi dengan kita semasa hidup yang singkat ini.
Kepada ibuku (emakku) orang tua dan mertua terimakasih atas pengorbanan dan kasih sayang yang engkau curahkan terhadap kami. Para ibu-ibu dan teman seperjuangan, selamat hari Ibu. Tetap berjuang, berkarya dan semangat menjadi ibu yang baik di dunia dan akhirat... Amiiien...
Sumber : http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=IBU&&nomorurut_artikel=527